Monday, December 19, 2011

SETETES DARAH UNTUK KEHIDUPAN

Jumat, 30 September 2011 21:30:00 WIB
SETETES DARAH UNTUK KEHIDUPAN

Kebutuhan darah nasional minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia sekarang sekitar
232 juta penduduk, maka stok aman kantong darah yang harus tersedia kurang lebih adalah 4,7 juta kantong per tahun.
Saat ini, dibawah kepemimpinan mantan Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla, program baru yang dilakukan PMI untuk
mendapatkan donor darah adalah dengan upaya jemput bola kepada pendonor. Karena itu PMI membuat sederet
terobosan, antara lain membuka gerai UDD (Unit Donor Darah) di beberapa tempat seperti, kampus dan pusat
perbelanjaan. PMI berusaha menjadikan aktifitas donor darah kini menjadi sebuah tren gaya hidup baru.
Aktifitas donor darah ini semakin menjadi lifestyle dan agenda penting ketika media sosial ikut berperan. Seperti yang
dilakukan seorang online social media publisher, Valencia Mieke Randa - dengan komunitas Blood For Life (BFL).

Berawal dari mailing list berkembang ke social media lainnya seperti Facebook ataupun Twitter. Dari hanya 44 orang
anggotanya, kini telah mencapai hampir 4000an dan tersebar di seluruh Indonesia. Mereka yang tergabung dalam BFL
adalah sekumpulan orang-orang yang siap mendonorkan darahnya untuk siapa saja yang membutuhkan. Kapan dan
dimanapun, selama golongan darah yang dibutuhkan sama dan kondisinya memungkinkan, semua anggota BFL rela
menyumbangkan darahnya. BFL tidak menerima uang dan mereka hanya berusaha untuk menggugah hati orang banyak
dengan mengatakan, “Sekantung darah yang mereka donorkan tak akan berarti, merugikan, atau mengubah apa pun pada
diri mereka, tapi sangat berarti bagi orang lain”. Tak heran bila BFL dinobatkan sebagai Web Hero oleh Google Chrome.
Niat baik dari komunitas lain berkaitan dengan aktifitas donor darah yaitu datang dari Komunitas Berbagi. Salah satu
gerakan di bidang kesehatan yang mereka lakukan adalah program “Donor Darah Siaga” yaitu donor yang di khususkan
untuk pasien penderita kanker. Bagi Amalia Medina atau Ina, ia tergerak ikut membantu Komunitas Berbagi ini karena
kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengenali gejala awal kanker pada anak, dan ketika berobat pasien kanker
anak ini sudah dalam tahap stadium tinggi. Gerakan ini berawal atas banyaknya permintaan donor darah aferesis dari
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia. Pada aferesis, seorang donor hanya memberikan komponen darah tertentu yang
diperlukan oleh resipien. Selama aferesis, darah pasien atau donor secara bertahap dialirkan melalui mesin pemindah sel
otomatis. Proses pengambilan darah aferesis memakan waktu antara 1,5 sampai 2 jam. Berbeda dengan donor darah
biasa, pendonor aferesis bisa melakukan donor setiap 2 minggu sekali. Karena pada donor darah aferesis yang diambil
hanyalah zat-zat yang diperlukan (misalnya plasma, trombosit, atau leukosit saja) dan bukan darah secara keseluruhan.
Screening donor aferesis juga memerlukan biaya lebih mahal ketimbang donor darah biasa, karena itu diperlukan
komitmen besar bagi seorang pendonor aferesis untuk melakukannya. Hal membanggakan adalah biaya screening
tersebut di tanggung oleh Komunitas Berbagi. Yang terpenting adalah mereka (pendonor) mau datang dan melakukan
screening dan jika dinyatakan sehat bersedia menjadi pendonor darah aferesis serta siap dipanggil jika ada pasien kanker
yang membutuhkan.
Selain artis film Nirina Zubir dan suaminya Ernest Cokelat berbagi kisah mereka saat panik mencari pendonor darah untuk
bayi mereka – Zivara, yang saat itu baru lahir dan memiliki golongan darah langka, Kick Andy juga mengajak berbincang
sosok-sosok yang setia membagikan tetesan darahnya untuk orang lain. Mereka adalah Lilis Ismayatuti (49 tahun) dari
Bandung dan Soekarman (69 tahun) dari Makasar. Keduanya telah mendonorkan darahnya sejak usia 17 tahun. Bagi

Lilis, setelah mendonorkan darahnya ia merasa tubuhnya lebih ringan dan segar. Sejak itulah Lilis mendapat kartu
anggota sebagai pendonor dari PMI dan ia kemudian rutin melakukan donor darah setiap 3 bulan sekali. Hingga kini Lilis
telah mendonorkan darahnya sebanyak 116 kali, karena itulah ia mendapatkan penghargaan Satyalancana Kemanusiaan
pada tahun 2010 lalu. Di kalangan aktivis Palang Merah Indonesia (PMI), nama Soekarman sangat dikenal. Karena ia
adalah pemecah rekor pendonor darah terbanyak di PMI. Totalnya ia sudah 192 kali mendonorkan darah. Terakhir ia
mendonorkan darahnya pada tahun 2009, di usia 67 tahun. Sebenarnya saat itu, usianya sudah melewati batas usia
pendonor dari yang PMI tentukan yaitu 60 tahun. Tapi karena darahnya masih bagus sehingga menurutnya PMI ia masih
memperbolehkan dirinya melakukan donor darah. Soekarman pun telah mendapatkan penghargaan dari 6 Presiden RI.
Kick Andy juga memperkenalkan Emergency Expatriat Blood Donor (EEBDC), yaitu sebuah organisasi yang bergerak di
bidang donor darah sukarela khusus untuk golongan darah yang memiliki rhesus negatif. Komunitas ini beranggotakan
orang-orang asing dari berbagai negara yang sukarela mendonorkan darahnya. Selama rekaman program Kick Andy,
aktifitas donor darah difasilitasi oleh Unit Donor Darah PMI - DKI Jakarta. Bahkan beberapa penonton Kick Andy turut
berbagi menyumbangkan darah. Di akhir program, host Kick Andy - Andy F Noya mendonorkan darahnya sambil
berbincang dengan Ketua Umum PMI - Jusuf Kalla.

Dikumpulkan dari Website http://www.kickandy.com/

0 comments:

Post a Comment