Thursday, May 6, 2010

Selamat Jalan Khonsaa’, Anak, Guru, Sahabat Terbaik Mama

“Dari milis tetangga, sebuah curahan hati seorang ibu yang baru saja kehilangan putri pertamanya. Seorang ibu yang tiada mengenal lelah untuk mengkampanyekan ASI sebagai makanan terbaik bagi buah hatinya.. Elona Melo T.A, saudariku.. Semoga kisah ini bisa mendapatkan ibrah/hikmah di dalamnya..”
Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib engkau hadir di tengah kehidupan
kami nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita dengan
kelahiranmu.

Engkau kami beri nama Khonsaa’ Al Anshoriyah. Khonsaa’ adalah nama
seorang sahabat Rosul wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di
peperangan, hingga akhirnya beliaupun ikut syahid.
Al Anshoriyah, kami pilihkan menjadi nama belakangmu dg harapan engkau
termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum
anshor.
Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau
paham atau tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya
dengan jalan mendengarkan nak. Itulah sebabnya engkau menjadi salah
satu Sahabat Terbaik mama. Kau tenangkan mama, kau hapus airmata mama
setiap mama menangis krn rindu dg alm opamu. Dengan lembut kau bisikan
di telinga mama “jangan sedih ma”..lalu engkaupun memeluk mama.
Sebagai anak pertama, engkau menjadi sekolah sekaligus guru bagi mama.
Bagaimana naluri keibuan mama terasah dg keberadaanmu. Engkau
mengajarkan pada mama bahwa kesabaran tidak berbatas, walau sebagai
manusia sering sabar itu hilang. Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih
sayang, kehangatan dan kejujuran akan berakhir dg ketiganya pula. Kau
ajarkan bahwa, ibu adalah guru pertama sekaligus terbaik bagi
anak-anaknya. Itu sebabnya papamu meminta mama untuk tetap di rumah
menemani engkau dan adik-adikmu. .
Ketika adik-adikmu lahir, di usia yg masih sangat muda, engkau berubah
menjadi sosok kakak yang begitu dewasa, banyak mengalah, walau kami
orangtuamu tahu hal itu berat engkau lakukan. Kami sering memberimu
tanggung jawab “titip ade-ademu ya mba” setiap mama dan papamu pergi,
walau di rumah ada yang lain. Kau tunaikan amanah kami dg memberi
laporan singkat jelas dan padat apa yg terjadi saat mereka ditinggal.
Apabila ada mainan atau bukumu yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan
hanya menangis dan mengadu pada mama, dengan harapan mama akan
memperbaikinya. .itu sering kita bersama.
Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab
di usia 6 tahun, walau engkau hanya seorang diri yg melakukannya di
kelasmu. Kau butikan kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas
rata-rata dan prestasimu sebagai juara kelas. Ternyata, kebanggaan ini
juga dirasakan oleh eyang mama dan eyang papa, oma dan bude pakde juga
om kamu nak. Mama sering tidak segan-segan berkata bahwa “mama banggamu
nak”.
Al Anshoriyah, engkau betul-betul anak yg gemar menolong. Terbukti dari
cerita guru-gurumu bahwa engkau tidak segan-segan menolong temanmu yg
kesulitan dalam belajar, walau resikonya ditegur oleh gurumu. Bahkan
suatu waktu, nilaimu dikurangi karena dengan ikhlasnya soal ujian
temanmu kau kerjakan dari awal hingga selesai. Ingat nak..betapa
marahnya mama ketika tahu kejadian itu, namun di sisi lain mama melihat
sikap rela berkorbanmu yg begitu tinggi.
Saat kita pindah, dari Jakarta ke Bandung, engkau terlihat sedih karena
harus meninggalkan sahabatmu, namun sekaligus gembira setelah
mendengarkan cerita mama bahwa kelak kamu akan mendapat teman-teman
baru dg bahasa yg tidak biasa, Bahasa Sunda. Ingat Khonsaa’ ketika
tanpa engkau sadari caramu dan adikmu berbicara mulai berubah dan
menjadi bahan becandaan sepupumu di jakarta…? Itu membuktikan betapa
dirimu mudah bergaul nak. Mama juga bangga padamu ketika seorang
walimurid menceritakan bahwa menurut anaknya, kamu adalah “the coolest
girl in the class” karena wawasanmu yg luas. Dari masalah gadget,
pelajaran, poppin (satu bentuk tarian ), music, buku-buku..begitu
banyak yg kau ketahui nak. Engkau memang canggih nak..!
Saat teman-teman seusiamu masih belum kenal dunia komputer dan online,
kamu sudah begitu akrab dengan keduanya. Niatmu punya Facebook dan
akrab dengan dunia online engkau ceritakan dalam rangka “jangan mau
jadi gaptek”. Engkau buat blog pribadi saat usiamu masih 7tahun.
Padahal, yg engkau lakukan hanya mengamati papamu yg sedang asyik dengan pekerjaannya.
Sering sekali engkau cerita ke mama hasil brosingmu ke beberapa web hanya untuk membedakan “akar tunggal dan akar serabut”.
Kau buktikan, bahwa dunia online seharusnya memang digunakan u hal-hal yang bermanfaat..
Sebagai mama, banyak sekali kesalahan yg mama perbuat padamu nak,
bahkan tidak terhitung..Kemaraha n yang kadang melampau batas,
ketidaksabaran yang sebenarnya masih sangat bisa ditahan.
Ketika mama menangis menyesal bila memarahimu dan adikmu, yang kau
ucapkan hanya “nggak apa-apa ma”. Ingat nak, ketika mama menyusui
adik-adikmu engkau berada di dekat mama sambil engkau bertanya “aku
dulu nyusu juga ngga ma”. Seketika itu juga mama tidak mampu menahan
tangis, sembari berucap “itu salah satu kebodohan mama nak, maafkan
mama krn mama tdk menyusuimu”. Mama ceritakan alasannya bahwa luka yg
ada tdk mampu mama tahan. Lagi-lagi engkau menghibur mama dg berucap
“nggak papa ma, yang penting sudah usaha”.
Salah satu kesalahan mama terbesar padamu ialah tanggal 13 Desember
2009. Hanya karena keletihan yang sebenarnya masih bisa mama tahan,
mama tidak menemanimu dan adikmu yg pagi itu semangat sekali ingin
berenang, dan memang itulah tujuan kita menginap di hotel. Mama lebih
milih berada di kamar hotel dan membiarkanmu beserta papa dan kedua
adikmu ke kolam renang yg ketika itu memang ramai. Mba Rahmi dan Mba
Siti, yang selama ini membantu mama mengurus rumah juga ikut menemani
kalian. Padahal engkaupun belum terlalu mahir berenang nak, mama tahu
ketakutanmu pada air yang kau coba hilangkan sedikit demi sedikit.
30 menit kemudian papamu kembali ke kamar hotel dan, tidak lama telpon pun berdering memberitahu bahwa engkau tenggelam… !!!
Bagai tersambar petir, mama dan papa langsung menjerit dan lari menuju
kolam, namun engkau sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak
sadarkan diri.
Sekelebat terlintas rasa marah dan was-was silih berganti..
“Mana pool guard yang seharusnya menjaga kolam renang”..hanya itu kalimat yang mama ucapkan seraya berlari ke arah kolam.
Mama seorang guru renang nak, papamu mahir berenang. Mama bahkan sering
bercerita padamu kejadian-kejadian saat mama menolong beberapa orang
yang hampir tenggelam…
Tapi..
Dimana mama, saat anak mama tenggelam,
Mana guru renang yang mahir berenang 4 gaya, dengan murid tak terhitung jumlahnya..? ?.
Mana guru renang yg berkali-kali menolong orang yang bisa saja nyawanya melayang di kolam renang…??
Mana….??
Allohu akbar..dalam perjalanan menuju rumah sakit di kepala mama yang ada hanya rasa sesal..
Inikah teguran atas kesombonganku ya Alloh?”
Sebegitu sombongkah aku hingga Engkau mengujiku seberat ini?
Dan…hari itu Alloh menunjukkan kuasaNya..
Mama menemuimu di ruang UGD ketika engkau telah terbujur kaku nak.
Seketika itu dunia terasa gelap, aliran darah seakan terhenti..melihat
sesosok tubuh tertutup kain putih…
Ya Alloh..Ya Robbi..Ya Rohman..Ya Rohim, inilah saatnya Engkau ambil titipanmu yg pernah Kau tanamkan dalam rahimku.
Dunia seakan berhenti berputar..rasanya tidak percaya hingga mama liat
tanda lahir di lengan kirimu, bekas luka kecil cacar di hidungmu, tahi
lalat di telingamu dan sekujur badanmu yg mama hafal bentuknya satu
persatu karena kamu anak mama..
Mama segera memeluk jasadmu nak, tanpa berpikir lagi apakah engkau
dengar atau tidak, hanya kata maaf yg mampu mama ucapkan di telingamu.
Dada ini terasa sesak menahan sebuah beban yg terasa seperti sebuah
gunung yang sangat besar.
Sambil memandikan jenazahmu, mama bisikkan di telingamu bahwa, mama
buktikan kalau mama kuat menerima kepergianmu. Demi mengharap ridho
Alloh Azza Wajalla, mama tahan air mata dan rasa marah yang sebenarnya
lebih mudah bila diledakkan saat itu juga.
Demi meyakini akan syahidnya seseorang yang wafat karena tenggelam, mama tahan emosi mama nak..
Demi meyakini, bahwa engkau akan menjadi hijab api neraka bagi orang
tuamu yang kotor ini, mama tahan dorongan ingin menjerit
sekeras-kerasnya.
Engkau penuhi janjimu nak..
Al Anshoriyah, Engkau gemar menolong saat masih hidup. Dan, engkau tolong kami dengan kepergianmu.
Banyak sekali janji mama padamu nak, hadiah sepeda BMX bila engkau
juara kelas lagi, jalan-jalan ke dufan dan menaiki semua wahana krn
kini engkau sudah tinggi, latihan renang intensif selama liburan
nanti…, bermain hujan bertiga adikmu, menyambangi sahabat-sahabat dan
guru-gurumu di Jakarta..namun, semua itu tinggal janji…
Engkau tunaikan janjimu…tapi pada siapa mama tunaikan janji-janji mama nak..?
Cita-cita kami orang tuamu ingin merawat dan mendidikmu hingga dewasa,
digantikan dengan sebuah cita-cita mulia yg tak mampu kami ucapkan,
mengharapkan kita semua bisa bertemu maut dengan kesyahidan. Kau
tunaikan itu semua nak..
Maafkan mamamu nak, yang tidak berada di dekatmu saat-saat terakhir hidupmu.
Walau pedih, mama bersyukur karena telah dipercaya oleh Alloh menerima
amanah seorang gadis kecil yang sangat special di mata setiap orang
yang mengenalnya.
Janji mama terakhir kalinya padamu anakku, mama akan kuat melepasmu
walau berat. Mama akan merawat kedua adikmu, mama akan menjadi ibu yang
jauh lebih baik dari sebelumnya.
Bantu mama agar kuat nak, walau air mata penyesalan, kesedihan, kerinduan ingin memelukmu tak mampu mama bendung.
Rasa sesal tidak menjadi ibu yang sempurna begitu hebatnya mama rasakan hingga saat ini.
Semoga Alloh Sang Ilahi Robbi, memaafkan semua kesalahan mama padamu.
Mama sangat mencintaimu anakku..
Mama sangat merindukanmu. .sahabatku. .
Mama bangga padamu..guruku. .
Mama akan kuat, demi janji mama padamu..syahidahku!
Selasa, 15 Desember 2009
elona melo binti tomela arief
mama bagi Khonsaa’-Zainab- Tholhah
http://priendah.wordpress.com/2009/12/17/selamat-jalan-khonsaa-anak-guru-sahabat-terbaik-mama/

0 comments:

Post a Comment