Thursday, May 6, 2010

Di Sebuah Kereta Jogja

suatu saat…. tepatnya ketika saya hendak pulang dari kuliah, dari jogja ke solo.
di stasiun lempuyangan yogyakarta, naiklah seorang nenek beserta 2
cucunya. satu kira-kira berusia 19 tahunan (sang kakak), kemudian yang
satu lebih kecil, sekitar 10 tahunan (si adek). sang kakak, udah dapat
tempat duduk. kemudian, sang nenek dan si adek “clingak-clinguk” untuk mencari sisa tempat duduk yang memungkinkan untuk mereka berdua.

kemudian, mereka melirik ke arahku. yang memang, disebelahku masih ada tempat kosong.
“permisi mas…”kata nenek tersebut.
“oh, iya..silahkan. ..” jawabku singkat. pada saat itu saya juga kecapaian. jadi jawaban yang keluar juga singkat dan padat.
si adek juga terlihat capek, dan beberapa saat kemudian berkata,”eyang,
nanti bilangin ke bapk ya..besok gak usah kerja. biar bisa main lagi…”
“heh..ya jangan…lah nanti buat beli susumu gmn? nanti kamu gak bisa minum susu lagi…” timpal sang nenek.
“ya udah…suruh pulang jam 10 aja ya… bapak nanti disuruh berangkat
sebelum subuh, biar bisa pulang jam 10…ya eyang…” pinta si adek
dengan polosnya…
“iya…”singkat nenek.. untuk menyudahi pembicaraan dengan cucunya tersebut…
entah kenapa, saya tertarik dengan pemikiran si adek… disuruh berangkat sebelum subuh, biar bisa pulang jam 10 pagi…
anehnya, sang nenek tiba-tiba menoleh kearahku. dan menjelaskan bahwa
kedua orang tua cucunya tersebut bercerai. dan si bapak adek tersebut
adalah anaknya…
singkat cerita, bahwa si ibu dari adek tersebut yang meminta cerai dari
suaminya. lantaran kekurangan dalam memberi nafkah. padahal gaji si
suami yang bekerja di jawa timur adalah 4 juta sekian. dan itu besar
untuk standart jawa timur. dan kahirnya, si adek lebih memilih bersama
bapaknya…
“mas, bukan saya menilai karena bapaknya itu anak saya. tapi jika saya
menilai, bapaknya ini (sambil menunjuk ke arak si adek) sudah sangat
baik sebagai pemimpin keluarga.
dia pontang panting demi bisa menafkahi keluarganya. pekerja keras…” cerita si ibu yang membuat saya tidak mengantuk lagi…
“mas, manusia itu di ciptakan di muka bumi untuk menjadi KHALIFAH bukan
KULIFAH…hahaha” canda si nenek. “dan anak saya itu sudah mampu
membuktikan. ..eh, kenapa istrinya minta cerai…”
lanjut sang nenek…
“sudah punya anak mas?” kata sang nenek…
“baru mau punya bu…(sambil senyum-senyum) ” jawabku…
“bukan saya menggurui ya mas…. menurut saya, membuat anak menjadi
seorang dokter, insinyur, dan polisi itu jauuuuh lebih mudah dari pada
membuat mereka menjadi sholeh atau sholihah…” katanya serius…
saya mulai deg-degan… .
“nanti kalau sudah mulai sekolah, jangan lupa di sekolahkan di sekolah
islam… selain juga harus dididik dengan baik…” lanjut sang nenek…
“insyaAllah bu…” jawabku singkat…
“saya punya anak 4 mas, semuanya punya percaya diri dan optimisme yang
tinggi. dan satu lagi mas, kalau saya jalan-jalan denga mereka atau
dengan beberapa dari mereka. tak satu pun dari mereka yang rela melihat
ibunya membawa beban. termasuk ini mas..(tas kecil yang hanya berisi
dompet dan HP)… bahkan mereka pernah bilang, apa ibu sekalian tak
gendong….” lanjut sang nenek…
“semoga nanti anak mas, menjadi anak yang sholeh… sholihah…” doa sang nenek…
“amiin…” jawabku…
SELAMAT DATANG DI STASIUN KLATEN, BAGI ANDA YANG TURUN DI STASIUN
KLATEN HARAP PERIKSA KEMBALI BARANG BAWAAN ANDA JANGAN SAMPAI
TERTINGGAL DI DALAM KERETA (suara pemberitahun stasiun…)
dan sang nenek beranjak…dengan kedua cucunya…
tiba-tiba… .
si adek, menjulurkan tangannya untuk menjabat tanganku…kemudian menciumnya.. .
kemudian si adek kecil tersebut berkata,” Om…doakan semoga saya bisa jadi anak sholihah ya…”
Hah…saya kaget…. bisa-bisanya dia berkata seperti itu… subhanallah. ..
semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua…
http://priendah.wordpress.com/2009/11/12/di-sebuah-kereta-jogja/

0 comments:

Post a Comment